Sukarnya melilit duka
bertandang tanpa diundang
pergi membawa jiwa ini
berhijrah di pusara
bagai teratak buruk ditinggalkan
terpaku menatap dinding kehidupan
tanpa wajah yang dapat ditatap
Pemergian yang abadi
perjalanan yang terlalu jauh
yang tidak mungkin dapat dikejar
berlari tanpa berkasut
memijak pasir-pasir kesedihan
Ku jejaki jasad kian hilang
mengejar walau musim bunga berkembang
tetap diam dan sepi
kemboja putih menemanimu
berjatuhan saban musim
di situ kau bersemadi
jiwa ini tetap berkembang
bersama memori yang masih kukuh